lustrasi The Matrix. Ada beberapa di antara kita yang cemas bahwa manusia tidak lebih daripada kumpulan otak yang diawetkan sedang mengambang dalam wadah gelas. (Sumber Flickr/SeabirdNZ)
lustrasi The Matrix. Ada beberapa di antara kita yang cemas bahwa manusia tidak lebih daripada kumpulan otak yang diawetkan sedang mengambang dalam wadah gelas. (Sumber Flickr/SeabirdNZ)
Apakah kehidupan kita di dunia ini sekadar simulasi?
Ada beberapa di antara kita yang cemas bahwa manusia tidak lebih daripada kumpulan otak yang diawetkan sedang mengambang dalam wadah gelas.
Menurut pandangan itu, otak-otak dalam wadah dicekoki dengan versi palsu dari dunia nyata melalui rangkaian kabel-kabel.
Teori yang diajukan adalah bahwa kita semua hidup dalam sebuah simulasi komputer yang dikendalikan oleh majikan alien.
Para penggemar fiksi ilmiah dan ahli filsuf modern telah lama memperdebatkan apakah dunia ini sebenarnya memang sama dengan apa yang kita lihat.
Untunglah, seperti dikutip dari News.com.au pada Rabu (4/10/2017), suatu tim dari Oxford University di Inggris telah meruntuhkan teori yang dimaksud.
Setelah film klasik The Matrix terbitan 1990-an, banyak orang mempertanyakan apakah skenario filosofi "Brain in a Vat" sebenarnya memang menjadi realitas kita.
Walau begitu, pandangan bahwa suatu komputer mampu menciptakan interaksi simultan secara besar-besaran adalah sesuatu yang "tidak mungkin,". Demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.
Setelah melakukan beberapa perhitungan njelimet, Zohar Ringel dan Dmitry Kovrizhi mengkalkulasi bahwa hanya untuk penyimpanan informasi tentang segelintir elektron saja kita memerlukan lebih banyak atom daripada yang ada di semesta ini.
Padahal, elektron adalah partikel yang amat sangat kecil.